Dalam senyapnya malam terdengar
sayup alunan nada . Negeri sudah mulai berubah, negeri ini membuat banyak orang
mulai merasakan resah.
Bagaimana tidak? banyak sekali
sayap bidadari patah tanpa hentinya. Korupsi di mana-mana, demokrasi jadi
budaya , hidup susah semakin terasa,
Bencana
merajalela menghinggap
dalam
negeri ini.
Tuhan...
Beginilah hidup.. tanpa disadari
bidadari dalam negeri menangis. Bingung memikirkan jalan mana yang tepat untuk
menghadapi negeri ini.
Banyak orang bijak tapi tak bisa
melakukan sendiri. Begitulah
Bualan yang selalu terucap. Sungguh dosa menimpa negeri ini.
Tapi Masih Bersyukur, Tuhan masih dekat
begitu dekat.. hingga Negeri ini masih berdiri kokoh. Walaupun goncangan di
mana- mana.
Sampai seseorang berkata Tidaklah
berkewajiban untuk berTuhan... Oh tidak... itu tidak benar.. Bidadari pun
menangis, miris melihat dan mendengar perkataan dalam negeri ini. Bagaimana
orang itu berkata seperti itu, sedangkan Negeri ini hadir atas kehendak Tuhan.
Tuhan ...
Maafkan dalam negeri ini..hingga
melegalkan kaum hawa dan kaum adam dapat berkumpul tanpa ikatan yang syah,
hingga sosok-sosok bidadari cantik berubah menjadi lelaki , lelaki berubah menjadi
wanita. Hingga menyukai sesama jenis
tanpa berpikir panjang.
Mereka begitu
beralasan, kata mereka “aku akan menjadi diriku bukan orang lain. Kamu tidak
perlu mengurusi hidupku.” Oh tidak, jangan begitu.. apapun terjadi bisa
diselesaikan dengan cara baik. Janganlah tak mau mendengar kata-kata orang
lain. Karena kita hidup berdampingan, hidup sama- sama mengingatkan. Jangan
sampai engkau terkesima akan indahnya dunia.
Jangan buat Bidadari
negeri ini merenung, yang terjadi memang tak tertahan. Semua mengalir apa
adanya hingga dunia seyap, dunia bungkam.
Buang-buanglah
rasa benci di hati, tetaplah jadi bidadari dalam negeri yang membanggakan,
memuliakan pancasila. Hingga anugerah terasa dalam pelukan hangat. Menciptak
pesona yang indah setiap saat dan terdengar indah dalam alunan ini.
No comments:
Post a Comment