Seledri adalah sayuran daun dan tumbuhan obat yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan. Di Indonesia tumbuhan ini diperkenalkan oleh penjajah Belanda dan digunakan daunnya untuk menyedapkan sup atau sebagai lalap. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa: daun, tangkai daun, buah, dan umbinya semua dimanfaatkan.
Seledri |
Manfaat Selederi
1. Mengobati rematik
Pemicu utama penyakit rematik dikarenakan kelebihan asam urat, asam urat ini akan menumpuk pada sendi dapat mengkristal yang mengakibatkan menggerakkan tubuh menjadi sulit.
2. Mengobati anemia
Rebusan daun seledri bisa digunakan mengobati anemia. Anemia biasanya di sebut kurang darah dapat menyebabkan sakit kepala sepanjang hari tentunya mengganggu aktivitas. Meminum air rebusan daun seledri mampu mengatasinya.
3. Mengatasi kulit berminyak
Kulit berminyak menjadi masalah bagi remaja, pemicu terjadinya minyak berlebih dikulit wajah dikarenakan hormon yang berlebih. Masalah tersebut dapat diatasi dengan mengkonsumsi rebusan daun seledri.
4. Menurunkan kadar kolesterol
Kolesterol yang tinggi menyebabkan penumpukan dan penyumbatan pada pembuluh darah yang pemicu munculnya berbagai penyakit. Hal tersebut dapat di atasi dengan meminum air rebusan seledri, karena dapat mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.
5. Menjaga kulit agar tetap kencang dan mud
Kandungan vitamin A, vitamin B, vitamin C serta folat yang terkandung di dalam air rebusan daun seledri mampu membuat kulit tetap kencang dan awet muda. Bukan hanya itu kandungan lainnya yang terkandung di dalamnya mampu menjadikan lebih cerah, bersinar, dan terang.
6. Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi)
Salah satu obat alami untuk mengatasi ialah air rebusan daun seledri
7. Menghilangkan jerawat
Dengan meminum air rebusan daun seledri ini dapat menyelesaikan masalah jerawat, selain itu air rebusan daun seledri ini juga mampu menghilangkan flek hitam bekas jerawat.
Cara menanam seledri
Terdapat dua cara menanam seledri yaitu generatif (biji) dan vegetatif (anakan). Perbanyakan generatif diterapkan budidaya seledri skala luas. Untuk skala pekarangan seperti dalam pot atau polybag, perbanyakan secara vegetatif lebih mudah.
Perbanyakan generatif dimulai menyemaikan biji dahulu. Setelah biji tumbuh menjadi bibit, baru dipindahkan ke dalam pot atau polybag.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Sebelum biji disemai, rendam terlebh dahulu dalam air hangat kuku selama 1 jam.
2. Siapkan tempat persemaian bedengan atau baki. Media semai terdiri dari campuran tanah dan kompos yang telah diayak.
3. Berikan naungan plastik bening pada bedengan semai untuk menlindungi tanaman dari kucuran air hujan dan matahari.
4. Buat alur garitan di bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Tebarkan benih ke dalam alur dan tutup tipis dengan tanah siram untuk mempertahankan kelembabannya.
5. Siram dengan air secukupnya setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban.
6. Bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag setelah 1 bulan.
*Perbanyakan vegetatif dilakukan apabila memiliki tanaman seledri sebelumnya. Caranya, ambil anakan dalam rumpun tanaman seledri yang ada. Kemudian pindahkan ke pot atau polybag baru. Selanjutnya tanaman bisa diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh.
7. Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan pot atau polybag ukuran sedang. Isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, kompos dan arang sekam. Ayak dahulu bahan tersebut.
8. Apabila tidak ada arang sekam bisa diganti dengan sekam padi, jerami padi atau serbuk gergaji.
Perawatan budidaya seledri
- Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hingga tanaman berumur satu minggu. Setelah itu frekuensi penyiraman cukup 2-3 kali satu minggu. Tergantung pada kondisi cuaca, usahakan media lembab.
- Untuk budidaya seledri organik pupuk organik cair sangat efektif diberikan sebagai susulan. Pupuk organik cair banyak dijual di toko-toko pertanian, atau bisa juga dibuat sendiri. Selain pupuk cair bisa digunakan pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk hayati.
- Encerkan pupuk organik cair sebelum disiramkan pada tanaman. Ikuti petunjuk dalam kemasan pupuk tersebut. Siramkan pupuk yang telah diencerkan. Frekuensi pemupukan dilakukan setiap 1-2 minggu sekali.
*Budidaya seledri dalam pot atau polybag jarang terkena hama atau penyakit. Namun pada budidaya seledri skala luas serangan banyak dijumpai.
Hama dan Penyakit
Terdapat beberapa hama yang sering dijumpai dalam budidaya seledri, diantaranya ulat tanah, keong, kutu dan tunggau. Hama-hama tersebut bisa diberantas dengan dipungut dengan tangan. Apalagi untuk penanaman dalam polybag.
Sedangkan jenis penyakit budidaya seledri adalah cercospora, bercak septoria dan virus aster yellow. Untuk menghindari penyakit-penyakit itu, lakukan pencegahan sejak dini. Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih, menjaga sanitasi kebun dan pemupukan yang baik. Bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik.
Panen budidaya seledri
Panen seledri bisa dilakukan berkali-kali. Panen pertama berumur 1-3 bulan, tergantung varietasnya. Pertumbuhan seledri dikatakan maksimum setelah daunnya rimbun dan anakannya banyak.
Seledri dipanen dengan cara memotong pangkal batang secara periodik. Frekuensi pemanenan dilakukan 1-2 minggu sekali. Panen berakhir apabila pertumbuhan anakan sudah tidak produktif lagi. Panen bisa juga dilakukan dengan dicabut.
No comments:
Post a Comment